Profil Desa Karangsari
Ketahui informasi secara rinci Desa Karangsari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil Desa Karangsari, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara. Temukan informasi lengkap mengenai geografi, potensi ekonomi pertanian seperti jambu citra, data kependudukan terbaru, infrastruktur, serta dinamika pemerintahan dan isu pembangunan terki
-
Potensi Agrikultur Unggulan
Desa Karangsari dikenal sebagai salah satu sentra pengembangan jambu citra di Banjarnegara, didukung oleh lahan subur yang sebagian besar merupakan tegalan dan kebun.
-
Lokasi Strategis di Dalam Kecamatan
Berada di dalam wilayah Kecamatan Punggelan, desa ini memiliki luas 5,62 km² dengan topografi perbukitan yang menjadi ciri khas dataran tinggi Banjarnegara.
-
Dinamika Pemerintahan Terkini
Perkembangan desa diwarnai oleh dinamika pemerintahan yang menjadi sorotan publik pada awal tahun 2025, terkait transparansi dan realisasi program pembangunan dana desa.

Desa Karangsari, sebuah unit pemerintahan di Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, merupakan wilayah yang memadukan potensi agraris dengan dinamika sosial kemasyarakatan yang terus berkembang. Terletak di kawasan dataran tinggi, desa ini menyimpan berbagai potensi, khususnya di sektor pertanian, sambil menghadapi tantangan dalam tata kelola pemerintahan dan pembangunan infrastruktur yang menjadi perhatian warganya. Dengan lanskap perbukitan yang subur, Karangsari menjadi salah satu penopang perekonomian lokal di kecamatan tersebut.
Geografi dan Wilayah Administratif
Desa Karangsari secara geografis berada di dalam lingkup wilayah Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan data yang terhimpun, luas total wilayah Desa Karangsari mencapai 5,62 kilometer persegi (5,62 km2) atau setara dengan 562 hektare. Wilayahnya didominasi oleh lahan non-sawah, seperti tegalan dan perkebunan, yang selaras dengan kondisi topografi perbukitan di sekitarnya.
Secara administratif, desa dengan kode wilayah Kemendagri 33.04.12.2005 ini terdiri dari beberapa dusun atau pedukuhan, di antaranya yang tercatat ialah Dusun Klontong dan Dusun Karangasem. Desa ini berbatasan langsung dengan desa-desa lain di dalam Kecamatan Punggelan, yang secara kolektif membentuk sebuah ekosistem sosial dan ekonomi yang saling terhubung.
Berdasarkan data kependudukan yang tersedia, Desa Karangsari dihuni oleh 3.807 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka tingkat kepadatan penduduknya diperkirakan mencapai sekitar 677 jiwa per kilometer persegi (677/km2). Angka ini menunjukkan tingkat persebaran penduduk yang cukup merata untuk sebuah wilayah pedesaan dengan karakteristik agraris. Lokasinya yang berada di dalam Kecamatan Punggelan menempatkannya sekitar 20 kilometer dari pusat ibu kota Kabupaten Banjarnegara, menjadikannya bagian integral dari pembangunan wilayah yang lebih luas.
Potensi Ekonomi dan Perekonomian Lokal
Sektor pertanian merupakan tulang punggung utama perekonomian Desa Karangsari. Lahan yang subur dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menanam berbagai komoditas, namun salah satu yang paling menonjol dan menjadi produk unggulan ialah jambu citra. Sejak beberapa tahun terakhir, petani setempat, seperti Mistoro yang telah belasan tahun bergelut di bidang ini, berhasil mengembangkan perkebunan jambu citra yang tidak hanya memenuhi permintaan pasar lokal tetapi juga berupaya menembus jaringan pemasaran yang lebih luas. Potensi ini menjadikan Karangsari sebagai salah satu sentra jambu citra yang patut diperhitungkan di Kabupaten Banjarnegara.
Selain jambu citra, lahan di Karangsari juga cocok untuk tanaman perkebunan dan kayu-kayuan. Secara historis, wilayah di sekitar Desa Karangsari dan Punggelan pernah menjadi lokasi perkebunan kopi di bawah Hak Guna Usaha (HGU) PT Pakisadji Banjumas, yang menunjukkan bahwa tanah di area ini memiliki potensi untuk pengembangan komoditas perkebunan bernilai ekonomi tinggi lainnya.
Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga mulai menggeliat, meskipun masih memerlukan optimalisasi lebih lanjut. Berdasarkan laporan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa pada tahun-tahun sebelumnya, teridentifikasi adanya potensi pengembangan produk unggulan di setiap dusun yang ada di Karangsari. Pengembangan ini mencakup pengolahan hasil pertanian, kerajinan, dan makanan ringan. Dengan pembinaan dan akses pasar yang tepat, sektor UMKM berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi alternatif bagi warga desa, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan per kapita.
Infrastruktur dan Fasilitas Publik
Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus utama dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Desa Karangsari. Akses jalan desa, drainase, dan fasilitas umum lainnya terus menjadi perhatian pemerintah desa dan kabupaten. Kondisi infrastruktur jalan yang memadai merupakan faktor krusial untuk menunjang aktivitas ekonomi warga, terutama dalam mendistribusikan hasil panen pertanian seperti jambu citra ke pasar.
Tersedianya fasilitas pendidikan dasar juga tercatat di desa ini, salah satunya melalui keberadaan SD Negeri 2 Karangsari yang berlokasi di Dusun Klontong. Keberadaan lembaga pendidikan ini menjadi pilar penting dalam pembangunan sumber daya manusia di tingkat lokal. Di bidang kesehatan, masyarakat Karangsari mengakses layanan kesehatan melalui puskesmas dan posyandu yang tersedia di tingkat Kecamatan Punggelan. Data Badan Pusat Statistik untuk Kecamatan Punggelan menunjukkan adanya 2 puskesmas, 2 puskesmas pembantu, dan 116 posyandu yang melayani seluruh desa di wilayahnya.
Meskipun demikian, pemenuhan dan realisasi pembangunan infrastruktur sempat menjadi sorotan. Sebagaimana diberitakan oleh sejumlah media pada awal tahun 2025, warga mempertanyakan beberapa proyek yang didanai oleh dana desa, termasuk pembangunan rabat beton di salah satu kadus. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi dan pengawasan publik terhadap alokasi anggaran infrastruktur di desa ini cukup tinggi.
Dinamika Sosial dan Pemerintahan Desa
Kehidupan sosial di Desa Karangsari berjalan selayaknya masyarakat agraris di Jawa Tengah yang memegang teguh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Organisasi kemasyarakatan dan kelompok tani menjadi wadah bagi warga untuk berinteraksi dan menyalurkan aspirasi.
Dalam aspek pemerintahan, Desa Karangsari menghadapi dinamika yang signifikan pada awal tahun 2025. Sejumlah warga Desa Karangsari secara resmi melaporkan oknum kepala desa ke pihak berwenang atas dugaan penyelewengan dana desa. Laporan yang dilayangkan ke Polres Banjarnegara tersebut didasarkan pada temuan warga mengenai beberapa program yang dianggap tidak transparan dan belum terealisasi sepenuhnya.
Berdasarkan laporan berita dari media lokal, audiensi antara warga dan pemerintah desa sempat digelar pada Februari 2025. Dalam pertemuan tersebut, masyarakat menyoroti beberapa poin utama, di antaranya alokasi dana untuk proyek rabat beton senilai puluhan juta rupiah, penggunaan anggaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebesar Rp200 juta, serta realisasi program ketahanan pangan tahun 2022 dan 2023 yang mencakup pengadaan sapi dan kambing. Kasus ini kemudian memasuki tahap pemeriksaan saksi oleh pihak kepolisian pada pertengahan tahun 2025.
Dinamika ini menunjukkan tingkat kesadaran kritis masyarakat Desa Karangsari terhadap transparansi dan akuntabilitas pemerintahannya. Peristiwa ini menjadi catatan penting dalam perjalanan tata kelola desa, sekaligus menjadi momentum untuk perbaikan sistem pengawasan dan partisipasi publik dalam pembangunan desa ke depan.
Sebagai kesimpulan, Desa Karangsari merupakan wilayah dengan fondasi ekonomi pertanian yang kuat, terutama melalui komoditas jambu citra. Namun untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan, optimalisasi potensi UMKM, peningkatan infrastruktur secara merata, serta penguatan tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel menjadi agenda krusial yang harus dihadapi bersama oleh pemerintah desa dan seluruh lapisan masyarakat.